Oleh:Tim Pengabdian Masyarakat Teknik Kelautan ITK
Penurunan kunjungan pariwisata selama masa pandemi COVID-19 dua tahun terakhir, menyebabkan banyak penyedia jasa wisata yang beralih mata pencaharian ke bidang lain guna memutar roda perekonomian. Hal ini juga terjadi di salah satu pulau indah di Kalimantan Timur yaitu Pulau Derawan. Pulau Derawan memiliki potensi daya tarik wisata yang cukup besar, dikarenakan memiliki 507 spesies karang, 872 spesies ikan karang, 5 spesies lumba-lumba, 5 spesies paus, dan 6 spesies penyu (CTI, 2016). Pulau ini juga menjadi rumah atau tempat bersarang, dan tempat mencari makan bagi populasi penyu hijau dengan densitas 20 ekor/ha. Jumlah ini adalah yang tertinggi yang pernah dilaporkan di dunia (Christianen et al., 2014). Hal ini yang menjadi dasar bagi Tim Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Kalimantan untuk datang memberikan workshop mencari cara guna mengembangkan potensi yang ada.
Tim pengabdian masyarakat Institut Teknologi Kalimantan, yang terdiri dari beberapa dosen Teknik Kelautan dan Teknik Perkapalan serta mahasiswa bekerjasama dengan Pemerintah Kampung Pulau Derawan Kabupaten Berau menyelenggarakan Workshop pada hari Selasa 26 Juli 2022 di Aula Kampung Derawan, dengan peserta berjumlah 25 orang yang berasal dari para penyedia jasa wisata seperti pengelola rumah makan, penjual souvenir, pengelola penginapan, atau agen wisata. Diharapkan pemahaman peserta terhadap pengelolaan ekowisata bahari dapat meningkat dan juga masyarakat dapat memaksimalkan potensi yang ada di Pulau Derawan.
Kegiatan pertama yaitu sharing session yang dilakukan secara jarak jauh (daring) via zoom meeting dengan tema “Sharing Best Practice Ekowisata Bahari” oleh Bapak Hendry Johanis yang merupakan pengelola ekowisata di Taman Nasional Bunaken. Pada saat sharing session berlangsung, terdapat salah satu peserta bertanya, “Bagaimana membangkitkan semangat masyarakat pasca pandemi covid-19 dalam pengelolaan ekowisata di Pulau Derawan mengingat mayoritas masyarakat Pulau Derawan berprofesi sebagai nelayan?” ucap salah satu peserta. “melakukan pendekatan kepada masyarakat dan melakukan edukasi ekowisata termasuk menjelaskan benefit yang bisa mereka dapatkan jika menjadi pelaku ekowisata serta membangun suport sistem yang baik” jawab Bapak Hendry.
Kegiatan selanjutnya berlangsung secara luring (luar jaringan) yaitu “Evaluasi Kondisi Eksisting Pariwisata Pulau Derawan dan Perencanaan Kebutuhan Peningkatan Keterampilan Penyediaan Jasa Wisata di Pulau Derawan” yang dipandu langsung oleh Ibu Destriyariani Liana Putri, S.T., M.T selaku dosen teknik kelautan ITK dan ibu Amalia Ika Wulandari selaku dosen teknik perkapalan ITK. Sesi kedua ini diawali dengan pemaparan materi penelitian terdahulu tim Dosen Teknik Kelautan di Pulau Derawan, kemudian dilanjutkan pembagian beberapa kelompok diskusi. Setelah berdiskusi para peserta menuliskan masing-masing pendapat serta evaluasi kondisi yang mereka rasakan, kemudian peserta menempelkan kertas tersebut di dinding.
Hasil dari evaluasi peserta menjadi acuan untuk program assessment Tim Pengabdian Masyarakat Teknik Kelautan ITK. Dimana yang dihasilkan berupa kebutuhan, solusi dan tindak lanjut seperti apa yang harus dilakukan kedepannya untuk mengatasi permasalahan yang ada.
Ada beberapa masalah yang perlu menjadi prioritas utama untuk dibenahi terlebih dahulu. Berikut beberapa permasalahan serta solusi yang didapatkan; masalah abrasi pantai dengan solusi penanaman mangrove ataupun pembuatan pelindung pantai buatan, dermaga yang mulai rusak dengan solusi perbaikan dermaga, limbah penginapan yang langsung ke laut dengan solusi penggunaan waste management dan IPAL (Instalasi Pengolahan Limbah), harga jual makanan dan souvenir yang beragam dengan solusi standarisasi harga jual, serta belum ada pengelolaan tour berbasis web dengan solusi yang diberikan adalah digitalisasi pariwisata.
Dari workshop serta evaluasi kondisi yang telah dilakukannya diharapkan dapat meningkatkan pemahaman peserta terhadap pengelolaan ekowisata bahari dan juga masyarakat dapat memaksimalkan potensi yang ada di Pulau Derawan agar ekowisata pulau Derawan dapat bersaing dengan tempat-tempat wisata terkenal lainnya.