Mengarungi dan Mempelajari Karakteristik Teluk Balikpapan (Survei Hidrografi dan Oseonografi - Bagian 1)

Sosialisasi dan - 07 Agustus 2020 - 12:00 AM

Penulis : Endah Sari, Roni Aprianto, Alan Dicky Swans Saragih, Elliasabeth Nove L. S, Febiola Melinda Siregar

Editor : Fhanesya Trianggraeni Lestari

 

Sesi Dokumentasi Bersama Komandan Unit Survei Letkol Laut (P) Buyung Kurniawan dan Perwira Pemeliharaan & Perawatan Kapten laut  (E) Agus Irianto

Sumber : Dokumen Pribadi

Dalam rangka menambah pengalaman dan ilmu Hidrografi dan Oseanografi mahasiswa Teknik Kelautan Institut Teknologi Kelautan (ITK) diberi kesempatan untuk mengikuti survei yang diadakan oleh Pusat Hidrografi dan Oseanografi Angkatan Laut (Pushidrosal). Survei ini bertujuan untuk pemetaan pada Teluk Balikpapan.

Survei Hidrografi dan Oseanografi diadakan selama 50 hari ini melibatkan 25 orang mahasiswa Teknik Kelautan ITK, yang kemudian dibagi menjadi 5 kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang. Pada setiap kelompoknya diberi kesempatan untuk melakukan survei selama 3 hari. Survei ini terdiri atas survei pasang surut, survei meteorologi dan survei hidrografi. Adapun alat-alat yang digunakan selama survei, antara lain Multibeam Echosounder, Singlebeam Echosounder, CTD, SBNP, tide master, dan Current Meter.

Rabu (22/07/2020), merupakan hari pertama bagi kelompok pertama untuk melakukan survei. Pada hari itu cuaca cenderung cerah sehingga memungkinkan untuk kapal Multibeam Echosounder dan Singlebeam Echosounder mengambil data pada pasang tertinggi yaitu sekitar pukul 06.00 WITA. Pada hari tersebut, kelompok pertama kembali terbagi menjadi dua yaitu kelompok Multibeam Echosounder yang tediri atas 3 orang surveior, 1 orang dosen dan 4 orang mahasiswa, sedangkan pada kelompok Singlebeam Echosounder hanya terdapat 5 orang surveior dan 1 orang mahasiswa dikarenakan keadaan ruangan yang cukup terbatas.

Pada kapal Singlebeam Echosounder dilakukan kegiatan mengukur kedalaman menggunakan citra Teledyne Odom Hydrotac untuk melihat gambaran dasar laut menggunakan Sonar, DGPS (Diferential Global Positing System) untuk membuat lokasi waktu mengukur kedalaman agar lokasi dan kalibrasinya lebih akurat antara alat menggunakan koneksi LAN, Starfish yaitu alat Sonar yang dipantulkan lurus ke bawah dengan jangkuan satu beamnya sejauh 100-150 meter tergantung tranducer atau receiver, dan Tide Master yaitu alat yang digunakan mengukur  pasang surut pada suatu tempat dan pengambilan data menggunakan alat ini dilakukan setiap 5 menit sekali dan dicek setiap 2 hari sekali, hal ini dikarenakan jarak yang begitu jauh dari pos dan alat ini. Tide Master dapat bertahan sebulan dengan menggunakan baterai. Tide Master memiliki 5 titik yang berbeda, titik yang tersebar bertujuan untuk memudahkan pengambilan data yang dilalui dan dijangkau oleh Multibeam Echosounder dan Singlebeam Echosounder. Alat ini memiliki jarak hingga 80 mil, sehingga dapat mengambil data yang paling dekat dari survei yang dilalui menggunakan kapal Multibeam Echosounder dan Singlebeam Echosounder.

Multibeam Echosounder yang terdapat pada kapal

Sumber : Dokumen Pribadi

 

Survei yang dilakukan menggunakan Multibeam Echosounder mengarah pada sekumpulan sensor yang dipasang pada suatu wahana survei secara bersamaan untuk mendapatkan pengukuran kedalaman seketika. Pada dasarnya Multibeam Echosounder menggunakan prinsip yang sama dengan Singlebeam Echosounder, akan tetapi Multibeam Echosounder mendapatkan banyak titik kedalaman dalam sekali pancaran dengan sudut 150°. Alat ini mengubah gelombang listrik menjadi gelombang akustik untuk di pancarkan dan mengubahnya kembali dalam bentuk gelombang listrik menjadi sebuah data. Setiap beam menghasilkan sampel kedalaman, jika titik-titik kedalaman tersebut dihubungkan membentuk profil dasar laut. Jika kapal bergerak maju, maka hasil sapuan MBES tersebut menghasilkan suatu luasan yang menggambarkan permukaan dasar laut. Pengambilan data pasang surut diperoleh dari Stasiun Pasut

Pada hari kedua survei kelompok kembali terbagi menjadi 2 kelompok kecil. Kelompok Multibeam Echosounder yang terdiri atas 3 orang surveior dan 2 orang mahasiswa, serta kelompok Survei Meteorologi yang terdiri atas 2 orang surveior dan 2 oarng mahasiswa.

Automatic Weather Station

Sumber : Dokumen Pribadi

 

Survei Meteorologi menggunakan alat berupa Sunshine Recorder dan Automatic Weather Station (AWS). Sunshine recorder merupakan alat perekam lama penyinaran matahari yang terekam oleh terbakarnya kertas pias yang dipasang di belakang bola kaca. Cahaya matahari yang jatuh biasanya ditaksir dengan menggunakan alat perekam penyinaran matahari untuk mengukur durasi atau lamanya penyinaran matahari yang cerah.

Sunshine Recorder dengan kertas pias

Sumber : Dokumen Pribadi

 

Automatic Weather Station dapat merekam, mengukur, dan memantau perubahan cuaca secara langsung dan otomatis. Alat ini terdiri dari beberapa komponen yaitu Data Logger, baterai isi ulang, telemetri (opsional) dan sensor meteorologi (sensor angin dan cahaya) dengan panel surya. Data Logger adalah pusat dari alat Automatic Weather Station. Data Logger adalah alat yang berfungsi untuk memproses hasil pengukuran cuaca yang kemudian akan disimpan dalam bentuk data setelah diproses, mengumpulkan informasi dari setiap sensor dan mengarsipkannya, serta memproses sebagian besar data meteorologi yang telah diambil. Alat ini ditempatkan pada daerah yang terbuka agar tidak terhalang oleh bangunan atau pohon besar dan memiliki rerumputan untuk menjaga kelembapan.

Adapun software yang digunakan untuk mangolah data yang telah didapatkan dari Multibeam Echosounder dan Singlebeam Echosounder ialah Carisip. Software ini menggunakan sistem pitch, roll dan yaw agar gambar tampak halus dan standar SP44 (standar internasional pemetaan).

Hari ketiga yang merupakan hari terakhir kelompok pertama untuk survei. Pada hari itu tidak dilakukan pembagian dua kelompok kecil, seluruh anggota kelompok berada di pos yang sama untuk pengambilan data levelling yang di damping oleh Perwira Seksi Oseanografi Kapten laut (E)  Dhedy A. Maydwika dan Bintara Oseanografi Serka Keu Dian Tri Widodo. Lokasi pengambilan data levelling ini berada di PT. Semen Indonesia. Levelling dilakukan untuk mengukur ketinggian dari titik yang telah diketahui.

Pengambilan data levelling di PT. Semen Indonesia

Sumber : Dokumen Pribadi